Saturday, October 31, 2009

Philipp Eduard Anton (von) Lenard

Philipp von Lenard

Philipp Eduard Anton (von) Lenard (bahasa Hongaria: Lénárd Fülöp; 7 Juni 186220 Mei 1947) adalah fisikawan Hongaria-Jerman yang bekerja sebagai asisten Heinrich Hertz. Lenard mempelajari sifat-sifat sinar katode, sehingga ia memperoleh Hadiah Nobel dalam Fisika 1905. Lenard juga mempelajari efek fotoelektrik, menunjukkan bahwa elektron dibebaskan dari sebuah logam saat diterangi sinar ultraviolet. Ia juga menunjukkan bahwa hanya cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang akan membebaskan elektron dan bahwa elektron dari energi yang ditentukan yang dipancarkan ke panjang gelombang yang diberikan. Penjelasan teoretis efek fotoelektrik telah diberikan oleh Albert Einstein berdasarkan teori kuantum Max Karl Ernst Ludwig Planck.

Lenard adalah kenalan pribadi Adolf Hitler dan secara terbuka seorang anti-Semit.

john William Strutt

John William Strutt

john William Strutt, 3rd Baron Rayleigh (12 November 1842-30 Juni 1919) adalah fisikawan Inggris yang menurunkan sebuah persamaan untuk menghitung variasi sebaran cahaya dengan panjang gelombang. Ia juga mengembangkan sebuah persamaan yang menggambarkan penyebaran panjang gelombang pada radiasi badan hitam, namun hanya diterapkan pada panjang gelombang yang panjang. Rayleigh mencatat bahwa nitrogen di udara lebih padat daripada yang diperoleh dari mineral. Ia menulis jurnal Nature yang meminta usulan. Sir William Ramsay tertarik, dan penelitiannya memuncak pada 1894 dengan penemuan argon. Rayleigh dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika 1904.

Friday, October 30, 2009

Wilhelm Röntgen

Wilhelm Röntgen
Wilhelm Conrad Röntgen
Wilhelm Conrad Röntgen
Lahir 27 Maret 1845
Lennep, Prusia
Wafat 10 Februari 1923 (umur 77)
Munich, Jerman
Warga negara Jerman
Bidang Fisikawan
Institusi Universitas Strassburg
Hohenheim
Universitas Giessen
Universitas Würzburg
Universitas Munich
Alma Mater ETH Zurich
Universitas Zürich
Pembimbing Doctoral August Kundt
Murid bimbingan Herman March
Abram Ioffe
Dikenal atas sinar X
Penghargaan
Nobel prize winner.svg Nobel Fisika tahun 1901

Thursday, October 29, 2009

Théophile-Jules Pelouze

Théophile-Jules Pelouze (juga dikenal sebagai Jules Pelouze, Théophile Pelouze, Theo Pelouze, atau TJ Pelouze) ialah kimiawan Prancis. Ia lahir pada 26 Februari 1807 di Valognes, dan meninggal di Paris pada 1867.

Ayahnya Edmond Pelouze, ialah kimiawan industri dan pengarang beberapa buku saku teknik. Putranya, setelah menghabiskan beberapa waktu di apotek di La Fère dan bertindak sebagai asisten laboran pada Gay-Lussac dan J. L. Lassaigne di Paris dari 1827 sampai 1829. Pada 1830 ia ditunjuk sebagai lektor kepala kimia di Lille, namun kembali ke Paris tahun depan karena repetiteur, dan kemudian guru besar di École polytechnique. Ia juga memegang ketua kimia di Collège de France, dan pada 1833 menjadi penguji pada mini dan pada 1848 pimpinan Commission des Monnaies.

Setelah kudeta pada 1851 ia mundur dari penunjukannya, namun terus mengadakan laboratorium percobaan yang telah dimulainya pada 1846. Di sana ia bekerja pada bahan peledak guncotton dan nitrosulfat lainnya. Muridnya Ascanio Sobrero ialah penemu nitrogliserin, dan murid lain, Alfred Nobel, mengadakan penemuan pada puncak yang besar dalam bentuk bahan peledak material termasuk dinamit.

Meski Pelouze tak membuat penemuan penting terkemuka, ia merupakan pengamat yang sibuk, karyanya termasuk penelitian pada salisin, gula bit, bermacam asam organik (gallic, malic, tartar, butirat, laktat, dsb.), oenanthic ether (dengan Liebig), nitrosulfat, guncotton, serta komposisi dan pengolahan kaca.

Ia juga mengadakan penentuan pada berat atom pada sejumlah unsur, dan dengan E. Fremy, menerbitkan Traite de chimie generale (1847-1850); Abrege de chimie (1848); dan Notion, generates de chimie (1853).

Ia dan istrinya yang hidup Marguerite di kastil terkenal Prancis Château de Chenonceau dari 1864 sampai kematian Pelouze pada 1867; istrinya terus menghuninya sampai sekitar 1878.

Marie François Xavier Bichat

Marie François Xavier Bichat (lahir di Thoirette, 14 November 1771 – meninggal di Paris, 22 Juli 1802 pada umur 30 tahun) adalah seorang ahli anatomi, dokter, dan fisiolog Perancis.

Atas petunjuk ayahnya, ia mulai belajar kedokteran di Lyon, dan pada tahun 1793 diakhiri di Paris. Ia bersahabat dengan dosennya Pierre-Joseph Desault yang mempromosikannya. Ketika Desault meninggal (1795), Bichat mulai menerbitkan hasil-hasil penemuannya.

Pada tahun 1797, Bichat mulai menjabat sebagai profesor dan segera berhasil. Pada tahun 1800 ia mulai bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Hôtel-Dieu, Paris. Pada saat itu ia memulai penemuan besar di bidang anatomi manusia dan menerbitkan penemuannya dalam judul Des Recherches physiologiques sur la vie et la mort (Penelitian Fisiologi atas Orang Hidup dan Orang Mati).

Bichar meninggal dalam usia 30 tahun setelah terjatuh dari tangga. Xavier Bichat dimakamkan di Cimetière du Père-Lachaise, Paris.

Bichat adalah salah satu tokoh yang dicantumkan namanya di Menara Eiffel. Selain itu, namanya juga diabadikan untuk struktur berlemak pada pipi yang umum pada anak-anak, kumpulan lemak Bichat.

Jean Baptiste Joseph Fourier

Jean Baptiste Joseph Fourier (21 Maret 1768 - 16 Mei 1830) adalah matematikawan dan fisikawan Perancis yang paling dikenal karena mengawali penyelidikan deret Fourier dan penerapannya pada masalah arus panas. Transformasi Fourier juga dinamai untuk menghormatinya.

Awal hidup

Dia dilahirkan di Auzerre di departemen Yonne, Perancis. Dia merupakan anak seorang penjahit, dan dididik oleh Benedictine.

Kerja

Dia pergi bersama Napoleon dalam ekspedisi Timurnya pada 1798, dan dijadikan gubernur Mesir Rendah. Diputus dari Perancis oleh Armada Inggris, dia mengatur sebuah bengkel (workshop) di mana pasukan Perancis harus bergantung kepadanya untuk munisi perang.

Dia meninggal di Paris.

Paul Pierre Broca

Paul Pierre Broca (28 Juni 18249 Juli 1880) adalah seorang dokter, ahli anatomi, dan antropolog Perancis. Ia lahir di Sainte-Foy-la-Grande, Perancis.

Pendidikan dan penelitian

Broca mengenyam pendidikannya di sekolah kedokteran di Paris ketika berusia 17 tahun dan lulus pada usia 20 tahun.

Broca kemudian menjadi profesor ilmu bedah patologi pada Universitas Paris. Ia kian terkenal sebagai seorang peneliti. Pada usia 24 tahun, ia menerima banyak penghargaan, medali, dan kedudukan penting. Penelitian awalnya mengenai histologi dari tulang rawan dan tulang keras, namun ia juga mempelajari patologi kanker, perawatan aneurisma, dan kematian bayi.

Salah satu penelitian terkenalnya dan sangat ditekuninya adalah mengenai anatomi otak.Sebagai ahli neuroanatomi, ia banyak memberi sumbangan akan pemahaman sistem limbik dan rhinesefalon. Penghidu baginya adalah suatu simbol hewani. Penelitiannya mengenai penempatan kemampuan berbicara dikaitkan dengan anatomi dan fungsi otak.

[sunting] Penelitian mengenai kemampuan berbicara

Broca sangat dikenal dengan penemuannya tentang pusat produksi berbicara di otak pada bagian lobus frontalis, yakni kini dikenal dengan area Broca. Ia menemukannya pda penelitian terhadap pasien afasia (pasien dengan gangguan berbicara dan pemahaman bicara karena gangguan otak). Pasiennya disebut "Si Tan" karena ketidakmampuan pasien tersebut dan tidak dapat berbicara dengan jelas selain kata "Tan".

Pada 1861, melalui otopsi setelah kematian, Broca menemukan bahwa Tan memiliki lesi yang disebabkan sifilis pada otak besar bagian kiri. Letak lesi tersebut menandakan daerah pemroduksi kemampuan berbicara. Walaupun yang dikenal akan penemuan ini adalah Broca, kita juga perlu memberi perhatian pada Marc Dax, yang pernah melakukan penelitian serupa pada generasi sebelumnya.

[sunting] Penelitian antropologi

Broca juga merupakan peneliti pada antropologi fisik. Ia mendirikan Anthropological Society pada 1859, Revue d'Anthropologie pada 1872, dan Sekolah Antropologi di Paris pada 1876.

Broca memiliki keahlian pada ilmu antropometri tengkorak dengan mengembangkan macam-macam instrumen ukur (kraniometer) dan indeks numerik. Dalam masanya, banyak yang mempercayai bahwa ras Kaukasia merupakan ras yang hebat dan menggunakan antropometri Broca untuk mendukung hal tersebut. Broca menolak tindakan tersebut.

[sunting] Penelitian anatomi

Broca memiliki peran pada pengembangan anatomi perbandingan primata. Ia sangat tertarik dengan hubungan antara fitur anatomis otak dan perihal mental seperti kecerdasan.

[sunting] Akhir hidup

Menjelang akhir hidupnya, ia terpilih menjadi senator seumur hidup dari senat Perancis. Ia juga merupakan anggota dari Académie Française. Ia meninggal di Paris pada 1880.

Wednesday, October 28, 2009

Adolphe Wurtz

Adolphe Wurtz (26 November 1817 - 10 Mei 1884) adalah seorang kimiawan Perancis. Ia diingat baik atas reaksi Wurtznya, yang membentuk ikatan karbon-karbon dengan mereaksikan alkil halida dengan natrium, dan penemuan etilamina dengan etilena glikol. Wurtz jugalah seorang penulis dan pengajar yang berpengaruh.

Charles-Augustin de Coulomb

Charles-Augustin de Coulomb (14 Juni 1736 - 23 Agustus 1806) adalah seorang ilmuwan Perancis yang diabadikan namanya untuk satuan listrik untuk menghormati penelitian penting yang telah dilakukan oleh ilmuwan ini.

Riwayat

Coulomb berasal dari keluarga bangsawan yang berpengaruh hingga pendidikannya terjamin. Ia berbakat besar dalam bidang matematika dan belajar teknik untuk menjadi Korps Ahli Teknik Kerajaan. Setelah bertugas di Martinique selama beberapa tahun, ia kembali ke Paris dan di tahun 1779 terpilih menjadi anggota Akademi Ilmiah di tahun 1781. Pada waktu Revolusi Perancis pecah, ia terpaksa meninggalkan Paris tinggal di Blois dengan sahabatnya yang juga ilmuwan, Jean-Charles de Borda (1733-1799). Ia meneruskan berbagai percobaannya dan akhirnya diangkat menjadi inspektur pendidikan di tahun 1802.

Percobaan awal Coulomb meliputi tekanan yang bisa memecahkan suatu benda (1773) dan ini adalah awal ilmu modern tentang kekuatan benda-benda. Karyanya di bidang listrik dan magnet yang membuatnya begitu terkenal, baru diterbitkan dalam serangkaian makalah antara tahun 1785 dan 1789.

Melakukan percobaan dengan magnet kompas, ia langsung melihat bahwa gesekan pada sumbu jarum menyebabkan kesalahan. Ia membuat kompas dengan jarum tergantung pada benang lembut. Dan ia menarik kesimpulan; besarnya puntiran pada benang haruslah sama dengan kekuatan yang mengenai jarum dari medan magnetik bumi. Ini mengawali penemuan Timbangan Puntir, untuk menimbang benda-benda yang sangat ringan. (Geolog Inggris John Michell secara terpisah juga menemukan timbangan puntir di tahun 1750, tetapi ia gagal menggunakannya untuk mengukur medan daya tarik bumi).

Timbangan puntir tadi membawa Coulomb ke penemuannya yang paling penting. Dengan menggerakkan dua bulatan bermuatan listrik di dekat timbangan puntir, ia menunjukkan bahwa kekuatan di antara kedua benda itu berbeda-beda jika kedua benda itu saling menjauh. Ia mempelajari akibat gesekan pada mesin-mesin dan menampilkan teori tentang pelumasan. Semua ini, bersama pandangannya tentang magnet, diterbitkan di Teori tentang Mesin Sederhana pada tahun 1779.

Dari tahun 1784 sampai 1789, saat bekerja di berbagai departemen pemerintah, ia terus meneliti elektrostatika dan magnet. Tahun 1785 keluarlah hukum Coulomb; daya tarik dan daya tolak kelistrikan antara dua benda yang bermuatan listrik adalah perkalian muatannya dengan kuadrat terbalik dari jaraknya. Rumus ini sangat mirip dengan hukum gravitasi Newton.

Di Blois, Coulomb meneliti sifat muatan listrik pada benda dan diketemukannya bahwa muatan tersebut hanya ada pada permukaan benda. Didapatkannya pula bahwa daya magnet juga mengikuti hukum kuadrat terbalik seperti daya listrik statis. Beberapa karyanya ditemukan juga oleh Henry Cavendish tetapi karya Cavendish baru terbit tahun pada tahun 1879. Penemuan Coulomb yang memastikan adanya hubungan antara kelistrikan dan magnetisme kelak dibuktikan oleh Hans Christian Ørsted serta Siméon Poisson. Dan ini menjadi dasar penelitian elektrodinamika oleh Andre-Marie Ampere. Semua karyanya menunjukkan orisinalitas dan penelitian yang teliti serta tekun.

Tuesday, October 27, 2009

Louis-Jacques-Mandé Daguerre

Louis-Jacques-Mandé Daguerre (17871851) ialah seniman dan kimiawan Prancis yang dikenal untuk penemuannya yakni proses fotografi Daguerreotype.

Ia mengadakan percobaan untuk menciptakan gambar pada 1824, mempertunjukkan diorama dengan berkeliling Prancis, Inggris, dan Skotlandia. Beberapa tahun setelah Nicéphore Niépce memproduksi fotografi pertama di dunia, kedua lelaki itu memulai kerja sama 4 tahun – sampai kematian Niepce pada tahun 1833.

Daguerre mengumumkan penyempurnaan terakhir Daguerreotype, setelah tahun-tahun percobaan, pada tahun 1839, dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis yang mengumumkan prosesnya pada 9 Januari tahun itu. Paten Daguerre diperoleh dari Pemerintah Prancis, dan pada tanggal 19 Agustus 1839 Pemerintah Prancis mengumumkan penemuan itu merupakan hadiah "Kebebasan untuk Dunia."

Bagaimanapun, Daguerre sendiri tidak mempatenkannya untuk Inggris pada tanggal 12 Agustus, dan secara besar hal ini memperlambat pengembangan fotografi di Britania Raya.

Dinamai menurut Daguerre

Augustin Louis Cauchy

Augustin Louis Cauchy' (ogysˈtɛ̃ lwi koˈʃi, 1789-1857) ialah seorang matematikawan Perancis.

Dilahirkan di Paris dan dididik di Ecole Polytechnique. Karena kesehatan yang buruk ia dinasihatkan untuk memusatkan pikirannya pada matematika. Selama karirnya, ia menjabat sebagai mahasuru di École Politechnique, Sorbonne, dan College de France. Sumbangan-sumbangan matematikanya cemerlang dan mengejutkan jumlahnya. Produktivitasnya amat hebat hingga Akademi Paris memilih untuk membatasi ukuran makalahnya dalam majalah ilmiah untuk mengatasi keluaran dari Cauchy.

Cauchy ialah seorang Katholik yang saleh dan pengikut Raja yang patuh. Dengan menolak bersumpah setia kepada pemerintahan Prancis yang berkuasa pada 1830, ia pindah ke Italia selama beberapa tahun dan mengajar di beberapa institusi keagamaan di Paris sampai sumpah kesetiaan dihapuskan setelah Revolusi 1848.

Cauchy memiliki perhatian yang luas. Ia mencintai puisi dan mengarang suatu naskah dalam ilmu persajakan dalam bahasa Ibrani. Keimanannya dalam beragama mengantarnya mendukung kerja sosial untuk ibu-ibu tanpa nikah dan narapidana.

Meski kalkulus diciptakan pada akhir abad ke-17, dasar-dasarnya tetap kacau dan berantakan sampai Cauchy dan rekannya Carl Friedrich Gauß, Niels Henrik Abel, dan Bernard Bolzano mengadakan ketelitian baku.

Antoine Henri Becquerel

Antoine Henri Becquerel (Paris, 15 Desember 1852Le Croisic, 25 Agustus 1908) adalah salah seorang fisikawan asal Perancis yang menemukan radioaktivitas. Namanya digunakan untuk satuan keradioaktifan.

Friday, October 23, 2009

Adrien-Marie Legendre

Adrien-Marie Legendre (18 September 175210 Januari 1833) ialah matematikawan Prancis. Ia membuat sumbangan penting atas statistik, teori bilangan, aljabar abstrak dan analisis matematika.

Kebanyakan karyanya disempurnakan oleh lainnya: karyanya pada akar polinomial mengilhami teori Galois; karya Abel pada fungsi elips dibangun pada Legendre punya; beberapa karya Gauss dalam statistik dan teori bilangan melengkapi teori Legendre.

Pada 1830 ia memberikan bukti pada teorema akhir Fermat untuk eksponen n = 5, yang diberikan hampir secara serentak oleh Dirichlet pada 1828.

Dalam teori bilangan, ia mengkonjekturkan hukum timbal balik kuadrat, yang kemudian dibuktikan Gauss. Ia juga melakukan karya pioner pada prima, dan pada penerapan analisis pada teori bilangan. Konjektur 1796nya dari teorema bilangan prima dengan tepat dibuktikan oleh Hadamard dan de la Vallée-Poussin pada 1898. Legendre melakukan sejumlah karya impresif pada fungsi elips, termasuk klasifikasi integral elips, namun mengambil percobaan jenius Abel untuk mempelajari invers fungsi Jacobi dan memecahkan masalah dengan sempurna.

Dalam mekanika teori, ia dikenal untuk transformasi Legendre, yang digunakan untuk berangkat dari formulasi mekanik Lagrangian ke Hamiltonian.

Thursday, October 22, 2009

André-Marie Ampère

André-Marie Ampère (20 Januari 177510 Juni 1836) adalah fisikawan dan ilmuwan Perancis yang serba bisa yang juga merupakan salah satu pelopor di bidang listrik dinamis (elektrodinamika). Ia lahir di Polèmièux-au-Mont-d’Or dekat dengan kota Lyon. Ampere merupakan ilmuwan pertama yang mengembangkan alat untuk mengamati bahwa dua batang konduktor yang diletakkan berdampingan dan keduanya mengalirkan listrik searah akan saling tarik menarik dan jika berlawanan arah akan saling tolak menolak (elektromagnetisme).

Wednesday, October 21, 2009

Baron Georges Léopold Chrétien Frédéric Dagobert Cuvier

Baron Georges Léopold Chrétien Frédéric Dagobert Cuvier (lahir di Montbéliard, 23 Agustus 1769 – meninggal di Paris, 13 Mei 1832 pada umur 62 tahun) adalah penyelidik alam Perancis dan zoolog. Ia adalah kakak dari Frédéric Cuvier (1773–1838) yang juga merupakan penyelidik alam. Ia adalah figur utama pada daur ilmu pengetahuan di Paris pada awal abad ke-19 dan mendirikan lapangan anatomi komparatif dan paleontologi dengan membandingkan binatang hidup dengan fosil. Ia terkenal untuk menyatakan bahwa kepunahan adalah fakta, menjadi proponen paling berpengaruh pada geologi pada awal abad ke-19 dan melawan teori evolusioner awal. Hasil terkenalnya adalah Règne animal distribué d'après son organisation (1817; diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai Kingdom animalia). Ia meninggal di Paris karena kolera.

Tuesday, October 20, 2009

Pieter Zeeman

Pieter Zeeman
Pieter Zeeman
Pieter Zeeman
Lahir 25 Mei 1865
Zonnemaire, Netherlands
Wafat 9 Oktober 1943 (umur 78)
Amsterdam, Belanda
Warga negara Belanda
Bidang Fisika
Institusi University of Amsterdam
Alma Mater University of Leiden
Pembimbing Doctoral Heike Kamerlingh Onnes
Dikenal atas Efek Zeeman
Penghargaan Nobel prize winner.svg Penerima penghargaan Nobel bidang Fisika (1902)

Pieter Zeeman (25 Mei 18659 Oktober 1943) (IPA [ze:mɑn]) ialah fisikawan Belanda yang menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1902 dengan Hendrik Antoon Lorentz atas penemuan efek Zeeman.

Zeeman lahir di Zonnemaire (di pulau Schouwen-Duiveland, provinsi Zeeland) dari Wilhelmina Worst dan Catharinus Farandinus Zeeman, seorang menteri Lutheran. Ia bersekolah di HBS di Zierikzee yang berdekatan dan kemudian belajar bahasa-bahasa klasik di gimnasium di Delft selama 2 tahun. Selama masa ini, ia menerbitkan laporan tentang aurora borealis yang terlihat dari Zonnemaire. Ia memasuki Universitas Leiden pada 1885, di mana ia belajar dengan Hendrik A. Lorentz dan Heike Kamerlingh Onnes dan menjadi asisten di laboratorium Heike Kamerlingh-Onnes pada 1895. Ia menerima gelar doktor pada 1893 untuk disertasinya mengenai yang disebut efek Kerr, untuk penelitian di mana ia menerima medali emas dari Hollandsche Maatschappij di tahun sebelumnya. Setelah setahun di Institut Kohlrausch, Strasbourg, ia menjadi privatdozent di Leiden dan menikahi Elisabeth Lebret, yang dengannya ia memiliki seorang putra dan 3 putri. Dari 1896 hingga pensiun, Zeeman berada di fakultas di Universiteit van Amsterdam (dosen, 1896; luar biasa, 1900; biasa, 1908). Pada 1908 ia menggantikan Johannes van der Waals sebagai direktur laboratorium fisika universitas itu, Lembaga Fisika.

Selama di Leiden, Zeeman menemukan sebuah efek yang dinamaI menurut namanya. Ia sedang mencari interaksi antara efek magnet dan optik. Michael Faraday telah mengamati medan magnetik pada garis spektrum di awal 1862, namun tanpa hasil positif. Zeeman mengulangi eksperimen itu, menggunakan garangan difraksi tenaga resolusi tinggi dan menemukan bahwa garis emisi natrium diperluas (1896). Hendrik Lorentz dan Zeeman menjelaskan fenomena itu dengan memprkirakan bahwa elektron (ditemukan di tahun sebelumnya oleh Joseph John Thomson) pindah dalam atom dan cahaya yang dipancarkan. Pengukuran frekuensi puncak garis yang meluas memungkinkannya menentukan perbandingan e/m. Di Amsterdam, di tahun berikutnya, Zeeman bisa memecah garis natrium ke dalam triplet, seperti yang diperkirakan oleh Lorentz. Untuk karya ini Zeeman dan Lorentz menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1902.

Zeeman melanjutkan penelitianya mengenai efek Zeeman, namun keterbatasan laboratoriumnya di Amsterdam mempersulit hasil yang lebih akurat. Masalah ini tak terpecahkan hingga pembangunan laboratorium baru pada 1923 (sejak 1940 Laboratorium Zeeman). Ia juga mengukur kecepatan cahaya dalam medium bergerak, menunjukkan bahwa harga koefisien Fresnel bervariasi menurut panjang gelombang, perkiraan dari teori relativitas. Hanya setelah 1923 ia kembali pada pengukuran efek Zeeman, mengukur garis spektrum beberapa gas mulia dan rhenium. Zeeman menjabat sebagai sekretaris (1912-1920) dan ketua (1931) Divisi Fisika Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen; sebagai pimpinan Commission Internationale des Poids et Mesures di Paris dari 1940 hingga 1943; dan sebagai rector magnificus Universitas Amsterdam dari 1920 hingga 1923. Ia menerima gelar doktor kehormatan dari 10 perguruan tingi dan penghargaan dari kelompok ilmiah paling bergengsi, termasuk Académie des Sciences, Royal Society, dan National Academy of Sciences. Dengan A.D. Fokker, ia menyunting karya H.A. Lorentz ('s-Gravenhage: Martinus NijhofF, 1934-1939).

Ia meninggal di Amsterdam.

Monday, October 19, 2009

Hendrik Antoon Lorentz

Hendrik Antoon Lorentz
Hendrik Antoon Lorentz
Hendrik Antoon Lorentz
Lahir 18 Juli 1853
Arnhem, Netherlands
Wafat 4 Februari 1928 (umur 74)
Haarlem, Belanda
Tempat tinggal Belanda
Warga negara Belanda
Bidang Fisika
Institusi Universitas Leiden
Alma Mater Universitas Leiden
Pembimbing Doctoral Pieter Rijke
Murid bimbingan Geertruida L. de Haas-Lorentz
Adriaan Fokker
Leonard Ornstein
Dikenal atas Teori radiasi EM
Penghargaan Nobel prize winner.svg Penghargaan Nobel dalam Fisika (1902)

Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928) ialah fisikawan Belanda yang memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisika bersama dengan Pieter Zeeman pada 1902.

Dilahirkan di Arnhem, Belanda. Ia belajar di Universitas Leiden. Pada usia 19 tahun ia kembali ke Arnhem dan mengajar di salah satu SMA di sana. Sambil mengajar, ia menyiapkan tesis doktoral yang memperluas teori James Clerk Maxwell mengenai elektromagnet yang meliputi rincian dari pemantulan dan pembiasan cahaya.

Pada 1878 ia menjadi guru besar fisika teoretis di Leyden yang merupakan tempat kerja pertamanya. Ia tinggal di sana selama 34 tahun, lalu pindah ke Haarlem. Lorentz meneruskan pekerjaannya untuk menyederhanakan teori Maxwell dan memperkenalkan gagasan bahwa medan elektromagnetik ditimbulkan oleh muatan listrik pada tingkat atom. Ia mengemukakan bahwa pemancaran cahaya oleh atom dan berbagai gejala optik dapat dirunut ke gerak dan interaksi energi atom.

Pada 1896, salah satu mahasiswanya Pieter Zeeman menemukan bahwa garis spektral atom dalam medan magnet akan terpecah menjadi beberapa komponen yang frekuensinya agak berbeda. Hal tersebut membenarkan pekerjaan Lorentz, sehingga mereka berdua dianugerahi Hadiah Nobel pada 1902.

Pada 1895, Lorentz mendapatkan seperangkat persamaan yang mentransformasikan kuantitas elektromagnetik dari suatu kerangka acuan ke kerangka acuan lain yang bergerak relatif terhadap yang pertama meski pentingnya penemuan itu baru disadari 10 tahun kemudian saat Albert Einstein mengemukakan teori relativitas khususnya.

Lorentz (dan fisikawan Irlandia G.F. Fitzgerald secara independen) mengusulkan bahwa hasil negatif eksperimen Michelson-Morley bisa dipahami jika panjang dalam arah gerak relatif terhadap pengamat mengerut. Eksperimen selanjutnya memperlihatkan bahwa meski terjadi pengerutan, hal itu bukan karena penyebab yang nyata dari hasil Michelson dan Edward Morley. Penyebabnya ialah karena tiadanya 'eter' yang berlaku sebagai kerangka acuan universal.

Thursday, October 8, 2009

Joseph Louis Gay-Lussac

Joseph Louis Gay-Lussac

Joseph Louis Gay-Lussac
Born 6 December 1778 (1778-12-06)
Saint-Léonard-de-Noblat
Died 9 May 1850 (1850-05-10)
Saint-Léonard-de-Noblat
Nationality French
Fields Chemistry
Known for Gay-Lussac's law


Joseph Louis Gay-Lussac
(also Louis Joseph Gay-Lussac, 6 December 1778 – 9 May 1850) was a French chemist and physicist. He is known mostly for two laws related to gases, and for his work on alcohol-water mixtures, which led to the degrees Gay-Lussac used to measure alcoholic beverages in many countries.

Biography

Gay-Lussac was born at Saint-Léonard-de-Noblat in the department of Haute-Vienne. He received his early education at home, and in 1794 was sent to Paris to prepare for the École Polytechnique after his father was arrested, and into which he was admitted at the end of 1797. Three years later, Gay-Lussac transferred to the École des Ponts et Chaussées, and shortly afterwards was assigned to C. L. Berthollet as his assistant. In 1802, he was appointed demonstrator to A. F. Fourcroy at the École Polytechnique, where in (1809) he became professor of chemistry. From 1808 to 1832, he was professor of physics at the Sorbonne, a post which he only resigned for the chair of chemistry at the Jardin des Plantes. In 1821, he was elected a foreign member of the Royal Swedish Academy of Sciences. In 1831 he was elected to represent Haute-Vienne in the chamber of deputies, and in 1839 he entered the chamber of peers.

Gay-Lussac married Geneviève-Marie-Joseph Rojot in 1809. He had first met her when she worked as a linen draper's shop assistant and was studying a chemistry textbook under the counter. He fathered five children, of whom the eldest (Jules) became assistant to Justus Liebig in Giessen. Some publications by Jules are mistaken as his father's today since they share the same first initial (J. Gay-Lussac).

Joseph Louis Gay-Lussac died in Paris, and his grave is there at the Père Lachaise cemetery.

Some of Gay-Lussac's descendants live in Brazil, South America (de Salusse Lussac/Lussac Do Coutto/Do Coutto Monni) and in Ontario, Canada.

Achievements

Gay-Lussac and Biot ascend in a hot air balloon, 1804. Illustration from the late 19th century.
  • 1802 - Gay-Lussac first formulated the law stating that if the mass and pressure of a gas are held constant then gas volume increases linearly as the temperature rises. This is sometimes written as V = k T, where k is a constant dependent on the type, mass, and pressure of the gas and T is temperature on an absolute scale. (In terms of the ideal gas law, k = n R / P.)
  • 1804 - He and Jean-Baptiste Biot made a hot-air balloon ascent to a height of 6.4 kilometres in an early investigation of the Earth's atmosphere. He wanted to collect samples of the air at different heights to record differences in temperature and moisture.
  • 1805 - Together with his friend and scientific collaborator Alexander von Humboldt, he discovered that the composition of the atmosphere does not change with decreasing pressure (increasing altitude). They also discovered that water is formed by two parts of hydrogen and one part of oxygen (by volume).
  • 1808 - He was the co-discoverer of boron.
  • 1810 - In collaboration with Louis Thenard, he developed a method for quantitative elemental analysis by measuring the CO2 and O2 evolved by reaction with potassium chlorate.
  • 1811 - Gay-Lussac recognized iodine as a new element, described its properties, and suggested the name iode.
  • 1824 - He developed an improved version of the burette that included a side arm, and coined the terms "pipette" and "burette" in an 1824 paper about the standardization of indigo solutions.
  • In Paris, a street and a hotel near the Sorbonne are named after him as are a square and a street in his birthplace, Saint-Léonard-de-Noblat.

Academic lineage

Academic Genealogy
Notable teachers Notable students
C. L. Berthollet (1748-1822), Paris

Antoine François, comte de Fourcroy (1755-1809), Paris

Jean-Jacques Colin (1784-1865), répétiteur in 1809-1817

Pierre Robiquet (1780-1840), répétiteur in 1813-1818
César Despretz (1791-1863), répétiteur in 1817-?
Jules Pelouze (1807-1867), répétiteur in 1831-1837?
Edmé Fremy (1814-1894)
Henri-Victor Regnault (1810-1878)
Justus Liebig (1803-1873)

Wednesday, October 7, 2009

Antoine-Laurent de Lavoisier

Antoine Lavoisier

Born 26 August 1743(1743-08-26)
Paris, France
Died 8 May 1794 (aged 50)
Paris, France
Influences Guillaume-François Rouelle
Religious stance Roman Catholic


Antoine-Laurent de Lavoisier
(26 August 1743 – 8 May 1794; French pronunciation: [ɑ̃ˈtwan lɔˈʁɑ̃ də la.vwaˈzje]), the father of modern chemistry, was a French noble prominent in the histories of chemistry and biology. He stated the first version of the law of conservation of mass, recognized and named oxygen (1778) and hydrogen (1783), abolished the phlogiston theory, helped construct the metric system, wrote the first extensive list of elements, and helped to reform chemical nomenclature. He discovered that, although matter may change its form or shape, its mass always remains the same. Thus, for instance, if water is heated to steam, if salt is dissolved in water or if a piece of wood is burned to ashes, the total mass remains unchanged. He was also an investor and administrator of the "Ferme Générale" a private tax collection company; chairman of the board of the Discount Bank (later the Banque de France); and a powerful member of a number of other aristocratic administrative councils. All of these political and economic activities enabled him to fund his scientific research. At the height of the French Revolution he was accused by Marat of selling watered-down tobacco, and of other crimes, and was beheaded.

Early life

Antoine Lavoisier

Born to a wealthy family in Paris, Antoine Laurent Lavoisier inherited a large fortune at the age of five with the passing of his mother. He attended the College Mazarin from 1754 to 1761, studying chemistry, botany, astronomy, and mathematics. His education was filled with the ideals of the French Enlightenment of the time, and he felt fascination for Maquois's dictionary. He attended lectures in the natural sciences. Lavoisier's devotion and passion for chemistry was largely influenced by Étienne Condillac, a prominent French scholar of the 18th century. His first chemical publication appeared in 1764. In collaboration with Jean-Étienne Guettard, Lavoisier worked on a geological survey of Alsace-Lorraine in June 1767. At the age of 25, he was elected a member of the French Academy of Sciences, France's most elite scientific society, for an essay on street lighting and in recognition for his earlier research. In 1769, he worked on the first geological map of France.

In 1771, Lavoisier at age 28, married the 13-year-old Marie-Anne Pierrette Paulze, the daughter of a co-owner of the Ferme. Over time, she proved to be a scientific colleague to her husband. She translated documents from English for him, including Richard Kirwan's Essay on Phlogiston and Joseph Priestley's research. She created many sketches and carved engravings of the laboratory instruments used by Lavoisier and his colleagues. She also edited and published Lavoisier’s memoirs (whether any English translations of those memoirs have survived is unknown as of today) and hosted parties at which eminent scientists discussed ideas and problems related to chemistry.

Contributions to chemistry

Research on gases, water, and combustion

Antoine Lavoisier's famous phlogiston experiment. Engraving by Mme Lavoisier in the 1780s taken from Traité élémentaire de chimie (Elementary treatise on chemistry).
The work of Lavoisier was translated in Japan in the 1840s, through the process of Rangaku. Page from Udagawa Yōan's 1840 Seimi Kaisō.

Lavoisier also demonstrated the role of oxygen in the rusting of metal, as well as oxygen's role in animal and plant respiration. Working with Pierre-Simon Laplace, Lavoisier conducted experiments that showed that respiration was essentially a slow combustion of organic material using inhaled oxygen. Lavoisier's explanation of combustion disproved the phlogiston theory, which postulated that materials released a substance called phlogiston when they burned.

Lavoisier also discovered that Henry Cavendish's "inflammable air", which Lavoisier had termed hydrogen (Greek for "water-former"), combined with oxygen to produce a dew which, as Joseph Priestley had reported, appeared to be water. Lavoisier's work was partly based on the research of Priestley. However, he tried to take credit for Priestley's discoveries. This tendency to use the results of others without acknowledgment, then draw conclusions of his own, is said to be characteristic of Lavoisier. In "Sur la combustion en général" ("On Combustion in general," 1777) and "Considérations Générales sur la Nature des Acides" ("General Considerations on the Nature of Acids," 1778), he demonstrated that the "air" responsible for combustion was also the source of acidity. In 1779, he named this part of the air "oxygen" (Greek for "becoming sharp" because he claimed that the sharp taste of acids came from oxygen), and the other "azote" (Greek for "no life"). In "Réflexions sur le Phlogistique" ("Reflections on Phlogiston," 1783), Lavoisier showed the phlogiston theory to be inconsistent.

Pioneer of stoichiometry

Laboratory instruments used by Lavoisier circa 1780s

Lavoisier's researches included some of the first truly quantitative chemical experiments. He carefully weighed the reactants and products in a chemical reaction, which was a crucial step in the advancement of chemistry. He showed that, although matter can change its state in a chemical reaction, the total mass of matter is the same at the end as at the beginning of every chemical change. These experiments supported the law of conservation of mass, which Lavoisier was the first to state, although Mikhail Lomonosov (1711-1765) had previously expressed similar ideas in 1748 and proved them in experiments. Others who anticipated the work of Lavoisier include Joseph Black (1728-1799), Henry Cavendish (1731-1810), and Jean Rey (1583-1645).

Analytical chemistry and chemical nomenclature

Lavoisier investigated the composition of water and air, which at the time were considered elements. He determined that the components of water were oxygen and hydrogen, and that air was a mixture of gases, primarily nitrogen and oxygen. With the French chemists Claude-Louis Berthollet, Antoine Fourcroy and Guyton de Morveau, Lavoisier devised a systematic chemical nomenclature. He described it in Méthode de nomenclature chimique (Method of Chemical Nomenclature, 1787). This system facilitated communication of discoveries between chemists of different backgrounds and is still largely in use today, including names such as sulfuric acid, sulfates, and sulfites.

Lavoisier's Traité Élémentaire de Chimie (Elementary Treatise on Chemistry, 1789, translated into English by Scotsman Robert Kerr) is considered to be the first modern chemistry textbook. It presented a unified view of new theories of chemistry, contained a clear statement of the law of conservation of mass, and denied the existence of phlogiston. This text clarified the concept of an element as a substance that could not be broken down by any known method of chemical analysis, and presented Lavoisier's theory of the formation of chemical compounds from elements.

While many leading chemists of the time refused to accept Lavoisier's new ideas, the Traité Élémentaire was sufficiently sound to convince the next generation.

Combustion generated by focusing sunlight over flammable materials using lenses, an experiment conducted by Lavoisier in the 1770s
Detail of picture of a combustion experiment

Legacy

Constant pressure calorimeter , engraving made by madame Lavoisier for thermochemistry experiments.

Lavoisier's fundamental contributions to chemistry were a result of a conscious effort to fit all experiments into the framework of a single theory. He established the consistent use of the chemical balance, used oxygen to overthrow the phlogiston theory, and developed a new system of chemical nomenclature which held that oxygen was an essential constituent of all acids (which later turned out to be erroneous). Lavoisier also did early research in physical chemistry and thermodynamics in joint experiments with Laplace. They used a calorimeter to estimate the heat evolved per unit of carbon dioxide produced, eventually finding the same ratio for a flame and animals, indicating that animals produced energy by a type of combustion reaction.

Lavoisier also contributed to early ideas on composition and chemical changes by stating the radical theory, believing that radicals, which function as a single group in a chemical process, combine with oxygen in reactions. He also introduced the possibility of allotropy in chemical elements when he discovered that diamond is a crystalline form of carbon.

However, much to his professional detriment, Lavoisier discovered no new substances, devised no really novel apparatus, and worked out no improved methods of preparation. He was essentially a theorist, and his great merit lay in the capacity of taking over experimental work that others had carried out—without always adequately recognizing their claims—and by a rigorous logical procedure, reinforced by his own quantitative experiments, of expounding the true explanation of the results. He completed the work of Black, Priestley and Cavendish, and gave a correct explanation of their experiments.

Overall, his contributions are considered the most important in advancing chemistry to the level reached in physics and mathematics during the 18th century.

Lavoisier conducting an experiment on respiration in the 1770s.

Contributions to biology

Lavoisier used a calorimeter to measure heat production as a result of respiration in a guinea pig. The outer shell of the calorimeter was packed with snow, which melted to maintain a constant temperature of 0 °C around an inner shell filled with ice. The guinea pig in the center of the chamber produced heat which melted the ice. The water that flowed out of the calorimeter was collected and weighed. Lavoisier found that 1 kg of melted ice corresponded to 80 kcal of heat production by the guinea pig. Lavoisier concluded, "la respiration est donc une combustion," That is, respiratory gas exchange is a combustion, like that of a candle burning.[8]

Law and politics

Lavoisier received a law degree and was admitted to the bar, but never practiced as a lawyer. He did become interested in French politics, and at the age of 26 he obtained a position as a tax collector in the Ferme Générale, a tax farming company, where he attempted to introduce reforms in the French monetary and taxation system to help the peasants. While in government work, he helped develop the metric system to secure uniformity of weights and measures throughout France.

Final days, execution, and aftermath

Statue of Lavoisier, at Hôtel de Ville, Paris.

As one of twenty-eight French tax collectors and a powerful figure in the unpopular Ferme Générale, Lavoisier was branded a traitor during the Reign of Terror by French Revolutionists in 1794. Lavoisier had also intervened on behalf of a number of foreign-born scientists including mathematician Joseph Louis Lagrange, granting them exception to a mandate stripping all foreigners of possessions and freedom. Lavoisier was tried, convicted, and guillotined on 8 May in Paris, at the age of 50.

Lavoisier was actually one of the few liberals in his position. One of his actions that may have sealed his fate was a clash a few years earlier with the young Jean-Paul Marat whom he dismissed curtly after being presented with a preposterous "scientific invention." Marat subsequently became a leading revolutionary and one of the French Revolution's more extreme "professional common men."

An appeal to spare his life so that he could continue his experiments was cut short by the judge: "The Republic needs neither scientists nor chemists; the course of justice can not be delayed."

Lavoisier's importance to science was expressed by Lagrange who lamented the beheading by saying: "Cela leur a pris seulement un instant pour lui couper la tête, mais la France pourrait ne pas en produire une autre pareille en un siècle." ("It took them only an instant to cut off his head, but France may not produce another like it in a century.")[11][12]

One and a half years following his death, Lavoisier was exonerated by the French government. When his private belongings were delivered to his widow, a brief note was included reading "To the widow of Lavoisier, who was falsely convicted."

About a century after his death, a statue of Lavoisier was erected in Paris. It was later discovered that the sculptor had not actually copied Lavoisier's head for the statue, but used a spare head of the Marquis de Condorcet, the Secretary of the Academy of Sciences during Lavoisier's last years. Lack of money prevented alterations being made. The statue was melted down during the Second World War and has not since been replaced. However, one of the main "lycées" (highschools) in Paris and a street in the 8th arrondissement are named after Lavoisier, and statues of him are found on the Hôtel de Ville (photograph, right) and on the façade of the Cour Napoléon of the Louvre.